Di Akhir Zaman, Binatang Buas dan Benda Mati dapat Berbicara
Senin 14 Syawal 1435 / 11 Agustus 2014 17:30
PADA akhir zaman manusia akan melihat suatu keganjalan-keganjalan yang tidak disangka sebelumnya. Keganjalan tersebut diluar nalar manusia. Segala sesuatu yang dianggap tidak mungkin terjadi, ternyata dapat terjadi.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan bahwa Abu Said al-Khudri ra. Berkata, “Seekor serigala mengejar seekor kambing dan berhasil menangkapnya. Si penggembala mencari kambingnya dan akhirnya berhasil merebut kambingnya dari serigala. Si serigala mengakui dosanya dan berkata, ‘Apa kau tak takut kepada Allah sehingga tega mencabut rezeki yang diberikan Allah kepadaku.’ Si penggembala berkata, ‘Alangkah anehnya, serigala mengakui dosanya berbicara seperti manusia.’ Lalu si serigala berkata, ‘Apakah kau mau ku beri tahu hal yang lebih aneh lagi? Muhammad SAW di Yastrib mengabarkan kepada manusia berita orang-orang terdahulu.’ Si penggembala menggiring kambingnya sampai ia masuk ke Madinah, dan segera ia mengikat kambingnya di sebuah pojok. Kemudian ia mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan pengalamannya. Rasulullah SAW memerintahkan muadzin untuk menyerukan shalat, lalu didirikanlah shalat berjamaah. Setelah itu beliau keluar dari masjid dan berkata kepada si penggembala, ‘Ceritakanlah kepada mereka!’ Gembala itu pun menceritakan pengalamannya kepada orang-orang yang hadir. Rasulullah SAW bersabda, ‘Ia benar, dan demi Yang diriku berada di tangan-Nya, kiamat tidak akan terjadi sampai binatang buas berbicara kepada manusia, seseorang berbicara dengan pecut dan sandalnya, dan pahanya memberitahukan apa yang dibicarakan oleh keluarganya’.”
Bisa jadi apa yang diinformasikan oleh Rasul ini adalah sesuatu yang terjadi di luar kebiasaan. Sebagai perbandingan, pada hari kiamat anggota tubuh manusia bersaksi terhadap manusia.
Allah berfirman:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan,” (QS. Yasin: 65).
“Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab, ‘Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai berkata’,” (QS. Fushshilat: 21).
Tafsiran lain yang dapat diberikan adalah ilmu-ilmu dan penemuan-penemuan yang dicapai oleh manusia mengantarkan manusia dapat memahami bahasa hewan, dan dapat berbicara dengan benda mati, seperti radio dan televisi. [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]
Sebelum Dajjal Muncul di Akhir Zaman, Akan Ada Bencana Kekeringan dan Kelaparan
Kamis 10 Syawal 1435 / 7 Agustus 2014 17:30
MANUSIA diberi ujian dan cobaan yang sangat berat sebelum kedatangan Dajjal. Langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering kerontang sehingga tanaman tidak tumbuh.
Dalam Sunan Ibn Majah, Shahih Ibn Khuzaimah dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya menjelang kemunculan Dajjal ada tiga tahun yang sangat berat. Pada tahun-tahun tersebut, manusia dilanda bencana kelaparan. Pada tahun pertama, Allah memerintahkan langit untuk tidak menurunkan sepertiga hujannya, dan memerintahkan bumi untuk tidak menumbuhkan sepertiga tetumbuhannya.
“Pada tahun kedua, Allah memerintahkan langit untuk tidak menurunkan dua pertiga hujannya, dan memerintahkan bumi untuk tidak menumbuhkan dua pertiga tetumbuhannya. Pada tahun ketiga, Allah memerintahkan langit untuk tidak menurunkan semua hujannya, sehingga tak ada setetes pun air hujan, dan Allah memerintahkan bumi untuk tidak menumbuhkan semua tetumbuhannya, sehingga tumbuhan hijau tidak tumbuh.
“Akibatnya, hewan-hewan ternak semuanya binasa dan mati kecuali yang dikehendaki hidup oleh Allah.”
Beliau ditanya, ‘Apa yang membuat manusia hidup pada zaman itu?’
Jawab beliau, “Tahlil, takbir, tahmid. Itu semua mencukupi mereka seperti halnya makanan’.” [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]
Keadaan Orang Shalih di Akhir Zaman, Gugur dalam Perang Suci
Senin 7 Syawal 1435 / 4 Agustus 2014 11:55
KETIKA orang-orang ketakutan di hari kiamat, orang yang mati syahid tidak merasa takut. Dalam Sunan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah diriwayatkan dari Miqdam ibn Ma’dikarab, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mati syahid mendapatkan enam keunggulan di sisi Allah, Pertama diampuni dosanya pada pembelaan pertama, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dibebaskan dari azab kubur dan selamat dari ketakutan besar, di kepalanya diletakkan mahkota kehormatan yang satu batu mulianya bernilai lebih baik dari dunia dan isinya, diberi pasangan 72 bidadari, dan dapat memberi pertolongan pada 70 kerabatnya.”
Dalam hadis itu disebutkan bahwa orang yang mati syahid akan selamat dari ketakutan besar, yaitu ketakutan pada hari kiamat. Demikian pula halnya orang yang mendapatkan tugas penempatan sebagai prajurit perang di jalan Allah. Bila ia gugur dalam keadaan bertugas, Allah akan mengamankannya dari ketakutan besar. Ath-Thabarani telah meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Abu ad-Darda bahwa Nabi SAW bersabda, “Tugas di suatu tempat (sebagai prajurit) selama satu hari lebih baik dari puasa selama setahun, dan siapa yang mgugur dalam keadaan bertugas di jalan Allah, ia akan selamat dari ketakutan besar, mendapat reseki dan wangi dari surga, dan pahala bertugasnya mengalir terus hingga Allah membangkitkannya.
Diantara kemuliaan yang Allah beri kepada orang yang mati syahid adalah bahwa Allah akan membangkitkannya dengan lukanya yang mengeluarkan darah segar dan bau harum mewangi. Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Demi Yang menguasai diriku, siapa yang terluka di jalan Allah, dan Allah paling tau orang yang terluka di jalan – Nya, ia akan datang pada hari kiamat dengan lukanya yang berdarah dan semerbak mewangi.”
At-Tirmidizi, An-Nasa’i, dan Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Mua’dz ibn Jabal, yang mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berperang di jalan Allah dari pagi hingga petang, ia memperoleh surga. Siapa yang terluka atau berdarah di jalan Allah, maka darah itu pada hari kiamat akan tampak seperti yang dahulu pernah keluar paling banyak dengan warna minyak za’faran (merah) dan bau minyak misik (kasturi, wangi).
Ibn Hajar mengatakan, “Para ulama berkata bahwa hikmah dibangkitkan seperti itu adalah lukanya sebagai saksi atau bukti keluhurannya mengorbankan jiwa dalam ketaatan kepada Allah SWT.” [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

No comments:
Post a Comment